Waiting
Cipt.Bella Natalia
Pagi ini aku dibangunkan oleh alarm dari BlackBerry ku yang
berbunyi seketika. Saat ku buka mata aku langsung mengarah ke tempat aku
menaruh BlackBerry ku. Ku lihat alarm yang berbunyi tersebut. Kagetnya
diriku saat melihat alarm yang baru saja berbunyi adalah alarm penanda
bahwa hari ini genap satu tahun hubungan ku bersamanya lelaki yang ku
cintai. Menjalani hubungan selama satu tahun penuh sangat sulit untuk ku
dan dia.Tentu berbagai masalah selalu datang mengancam hubungan kami.
Namun,aku dan dia selalu menghadapi semua itu dengan baik. Hinggah tepat
di hari ini,aku mengenang kembali pertama kali aku bertemu dengannya
dan ia menyatakan perasaannya padaku. Varo,dialah lelaki yang selama ini
menemani ku dalam suka dan duka. Betapa bahagianya hati ku mengingat
hari ini.
Aku langsung berdiri dari tempat tidur ku dan
beranjak ke kamar mandi. Ku basuh tubuh ku dengan air dan mandi.Selesai
mandi,aku langsung menuruni anak tangga dari kamar ku. Terlihat mama
yang sedang mempersiapkan sarapan pagi untuk ku. Kini aku hanya
mempunyai sosok ibu yang tulus menyaiangi ku. Sedangkan ayah ku,sudah
lama berpisah dengan ibuku.
"Pagi sayang." Sapa mama penuh senyum ke arah ku
"Pagi ma." Balas ku
"Udah mau berangkat kampus sayang?" Tanya mama
"Iya ma. Buru buru soalnya." Jawab ku
"Lho? enggak sarapan dulu?" Ujar mama
"Ntar aja deh ma,di kampus aja aku sarapannya." Jawab ku segera bersalaman kepada mama
"Lho? Naik apa kamu ke kampus?" Tanya mama
"Naik mobil aku lah ma. Yaudah,Tasya pergi yah ma." Ucap ku"Hati hati yah sayang." Ucap mama"Iya ma." Balas ku
Aku pun bergegas menuju kampus. Dengan perasaan senang,selama
perjalanan aku terus tersenyum tak sabar ingin bertemu dengan
Varo.Setiba di kampus,aku langsung menghampiri Varo dan bermaksud ingin
menanyakan hal ini padanya.
"Good morning dear." Sapa ku kepadanya
"Hey,morning to honey." Balasnya
"Ceria banget. Kenapa nih?" Lanjutnya bertanya pada ku
"Iya dong. Kamu tau kan hari ini?" Tanya ku
"Ehm,emang kenapa hari ini?" Ucapnya"Lho? Masa kamu lupa sih? Jangan bilang kamu pura pura lupa yah?" Lirik ku
"Hahaha,enggak lah. Aku tuh enggak mungkin lupa." Ucapnya"Hari apa coba?" Tanya ku
"Hari
tepat dimana aku nyatain cinta ke kamu waktu itu. Dan di situ kamu
nerima cinta aku,dan kita jalanin cinta itu sama sama sampai hari ini
tepat Anniversary setahunnya hubungan aku ama kamu." Jawab Varo
Seketika aku meneteskan air mata,terharu mendengar perkataan Varo
"Lho? Kamu kok nangis?" Tanya Varo
"Aku
terharu aja sama jawaban kamu. Ternyata kamu ingat sama hari itu,Varo
aku sayang banget sama kamu." Jawab ku langsung memeluk Varo
"Sama aku juga. Udah yah,jangan nangis dong." Ujar Varo seraya menghapus air mataku
Jujur saja,hubungan ku dengan Varo tidak ada satu pun mama ku dan
orang tuanya yang tau. Mama tidak pernah mengizinkan aku untuk pacaran.
Entah kenapa? Dia selalu ingin aku untuk sekolah dan sekolah dulu.
Selalu saja ada alasannya ingin kelak aku bahagia tanpa memikirkan
seorang pria di masa sekolah ku. Wajar saja,Varo adalah cinta pertama ku
selama ini. Aku dan Varo selalu menyembunyikan hubungan ku dan dia di
depan orang tua kami.
Sepulang dari kampus,Varo mengajak ku jalan malam itu. Aku diajak ke pantai yang indah pemandangannya.
"Varo,sampai
kapan kita harus menyembunyikan hubungan kita ini?" Tanya ku seraya
bersandar tepat di bahu Varo dan memandang langit.
"Entah. Mungkin sampai orang tua kita tau yang sebenarnya." Jawab Varo
"Tapi
kamu tau kan mama ku? Dia itu tidak pernah mengizinkan aku untuk
pacaran. Apalagi aku belum lama lulus SMA.Dia masih menjaga ku ketat."
Ucap ku
"Tasya,kamu yang sabar aja dulu. Pasti nanti mama kamu bakal izinin hubungan kita." Ucap Varo
"Sampai kapan? Aku bosan kalau seperti ini terus Varo." celetuk ku
"Yaudah,pasti
ada jalannya kok. Mama kamu pasti akan ngerti sama hubungan kita
nanti." Ucap Varo dengan lembut seraya mengelus rambut ku
Aku kembali tenang memandangi langit cerah malam itu. Langit yang
bertaburan bintang,mewarnai malam itu. Malam yang sederhana untuk aku
merayakan hari special ku bersama Varo.
"Bintang itu indah yah." Ucap ku
"Kamu suka bintang?" Tanya Varo
"Suka banget malah." Jawab ku
"Kok enggak pernah cerita sih?" Tanya Varo
"Hehe." Aku hanya tersenyum simpul melihat wajah Varo
"Di
langit banyak sekali bintang yang sangat indah. Dan aku yakin,pasti ada
satu bintang special untuk ku. Kadang,aku suka nyari yang mana bintang
untuk ku." Ucap ku dengan polosnya
Seketika Varo pergi meninggalkan ku. Dan beberapa lama,ia datang seraya membawa teropong .
"Sekarang,kamu cari deh bintang buat kamu. Pasti ada." Ujarnya seketika
Aku kembali tersenyum simpul ke arah Varo. Saat ku mulai mencari
bintang dari teropong yang diberikan Varo untuk ku,aku kembali
menatapnya dan tersenyum.
"Kenapa? Udah dapet bintangnya?" Tanya Varo melirik ke arah ku
"Iya." Jawab ku mengangguk mantap. Varo segera melihat ke langit menggunakan teropong.
"Mana?" Tanyanya kembali menoleh ke arah ku
"Kadang,aku
sering bertanya tanya. Apa mungkin ada bintang yang indah untuk ku? Dan
kini,aku telah mendapatkan jawabannya. Bintang yang aku punya,tidak ada
di langit. Tapi dia ada di sisi ku,selalu menemani hari hari ku selama
ini. Dia hadir menemaniku selama setahun ini." Ucap ku
"Maksud kamu? Aku?" Tanya Varo. Aku hanya tersenyum ke arahnya
"Ohh. Gitu yah?" ucap Varo salah tingkah.
"Tasya,sekarang
aku janji. Aku akan selalu menjadi bintang terindah dalam hidup mu.
Sekarang,kamu tak perlu mencari lagi bintang untuk mu. Karena aku siap
untuk menjadi bintang di hatimu. Kapan pun kau membutuhkan ku,aku selalu
siap menemani dan menerangi mu." Ucap Varo dengan lembutnya memeluk
erat tubuh ku
Hari semakin larut,Varo mengantar ku pulang ke
rumah. Setibanya di depan rumah ku,sejenak aku berbincang bincang dengan
Varo.
"Abis ini langsung tidur yah,Sya !" Ucap Varo mencium kening ku
"Iya,kamu juga yah." Balas ku
Saat Varo pergi,aku pun masuk ke dalam rumah ku. Betapa terkejutnya
aku siapa yang ada di depan ku saat aku memasuki rumah ku.
"Dari mana aja kamu?" Tanya mama seketika berdiri di depan ku.
"Mama?" Pekik ku
"Kenapa baru pulang? Dari mana aja kamu?" Tanya mama
"Ehm,baru pulang dari kampus ma. Tadi banyak tugas numpuk." Jawab ku berbohong.
"Enggak bohong?" Tanya mama
"Enggak kok ma." Jawab ku
"Tasya,sejak
kapan mama mengajarkan kamu untuk berbohong? Apa kamu pikir mama tidak
menanyakan tentang kamu ke teman teman kamu,hah? Mama tanya ke
mereka,kenapa kamu belum pulang? Dan apa? Mereka jawab,kamu jalan sama
Varo. Siapa dia,hah?" Tanya mama mulai keras
"Dia..Dia temen...temen aku ma." Jawab ku
"Temen?
Temen apa pacar,Tasya? Kalo dia temen kamu,kenapa tadi mama lihat dia
cium kening kamu barusan di luar,hah? Mau jadi apa kamu? Jam segini baru
pulang. Dianter sama laki laki lagi. Malu Tasya,apa kata tetangga sama
keluarga mama? Sudah berapa kali mama bilang sama kamu? Kamu itu
sekarang sekolah,bukan untuk pacaran." Bentak mama
"Tapi aku udah gede mama,aku udah kuliah." Bantah ku
"Udah bisa cari kerja kamu? Udah bisa makan sendiri,hah? Tasya,kamu belum lama lulus SMA. Kamu masih kecil!" Bentak mama
"Kapan
sih aku gede di mata mama? Kenapa mama selalu anggap aku kecil? Aku
udah kuliah ma!!" Bantah ku dan membuat mama terdiam dengan perkataan ku
"Besok,mama akan menemui orang tua laki laki itu." Ucap mama
"Mama." Ucap ku. Mama meninggalkan ku,aku segera lari ke kamar ku
Di kamar aku menangis tak henti hentinya. Kenapa mama harus setega
ini padaku. Aku sangat mencintai Varo.Keesokannya,mama pergi masih pagi
pagi sekali. Ia pergi menuju rumah Varo tanpa sepengetahuan ku.. Entah
dari mana dia tau alamat rumah Varo. Hari ini aku memutuskan untuk tidak
masuk kampus. Saat mama pulang,aku langsung bertanya padanya
"Ma,mama dari mana aja sih?" Tanya ku seketika
"Kenapa? Mau tau aja urusan mama. Enggak ke kampus kamu?" Ucap mama dan malah betanya pada ku
"Enggak ma." Jawab ku seraya berlalu meninggalkan mama
Entah kenapa aku jadi memikirkan Varo. Aku sangat rindu padanya,hari
ini tak ada kabar darinya. Masuk sms dan telepon darinya pun tidak sama
sekali.
Dan keesokannya. Aku kembali masuk kampus. Setibanya di kampus,aku menghampiri Carissa sahabat ku.
"Ris,loe liat Varo enggak?" Tanya ku seketika
"Enggak liat,Sya. Kemarin loe enggak masuk dia juga enggak masuk." Jawab Carissa
"Eh,gue denger gosip katanya loe ama Varo jalan ke hotel yah pulang dari kampus?" tanya Carissa jelas membuat ku kaget
"Hah? Enggak kok. Siapa bilang?" Tanya ku
"Ya gue sih denger doang yah dari temen temennya Varo. Dan katanya itu Varo yang bilang." Jelas Carissa
"Gue
enggak ke hotel sama Varo. Gue sama dia cuman jalan jalan doang ke
pantai. Itu aja,enggak ngapa ngapain kok. Dan Varo enggak mungkin cerita
kayak gitu." Bantah ku dan berlalu meninggalkan Carissa
Perasaan ku tak tenang. Aku tak mendengar kabar lagi dari Varo.
Semenjak mama tau hubungan ku dengan Varo,kini hubungan ku dengan Varo
semakin jauh. Entah,kabar Varo bagaimana? Dia sudah tak pernah masuk
kuliah. Dan hari ini,genap satu minggu Varo tidak ada kabar sama
sekali.Aku tak ingin rasa takut ku datang,di mana saat Varo meninggalkan
ku. Rasa takut itu selalu muncul jika Varo tidak mengabarkan ku,aku
sangat tak ingin jika Varo pergi dari sisi ku. Aku langsung pergi ke
rumah Varo dan menanyakan tentang Varo.
"Ehm,Tasya. Varo itu udah berangkat ke Prancis dari kemarin sayang." Ucap tante Lina mama Varo
"Ap..apa? Ke Prancis tante?" Tanya ku
"Iya
sayang. Semua keinginan Varo. Tante juga enggak tau kenapa dia
memutuskan untuk melanjutkan kuliah di sana." Jelas tante Lina
"Ohh.
Gitu yah tante? Yaudah makasih yah tante. Kalo gitu,aku pamit dulu.
Permisi." Ucap ku menahan tangis dan segera bergegas meninggalkan rumah
itu.
Aku berlari ke pantai di mana aku mendapatkan bintang yang indah untuk ku.
"VAROOOOO!! VAROOO!" Teriak ku memanggil manggil nama Varo
"Kenapa
kamu harus ninggalin aku di saat seperti ini VAROOO!! Aku sangat
mencintai mu. Kenapa di saat mama tau hubungan kita,kamu pergi jauh
dariku. Aku ingin bina hubungan ini sama kamu terus,sampai mama mau
menerima hubungan kita Varo. Tapi kenapa kamu pergi VAROOO!!!" Teriak ku
sekencang kencangnya.
Aku hanya bisa menangis memikirkan
Varo. Aku terus membayangkan semua perkataan Varo. Malam itu,Varo
berjanji akan selalu di sisi ku menjagaku. Aku terus mengingat perkataan
Varo,dia berjanji akan terus membina hubungan ini bersama ku. Dan
sekarang,ia pergi jauh meninggalkan ku.
"Bagaimana dengan hubungan
kita,Varo? Harus ku bawa ke mana hubungan kita ini? Aku sangat
mencintai mu..." Ucap ku hanya mampu menangis
Aku kembali ke
rumah dengan perasaan sedih. Haruskah aku ditinggalkan oleh Varo sosok
orang yang aku cintai. Aku selalu terbayang kata kata Varo malam itu,di
mana kala dia berjanji padaku. "Sekarang,kamu enggak perlu lagi mencari
bintang untuk mu. Kini,aku akan selalu menjadi bintang mu dan menemani
hari hari mu. Aku akan selalu menjaga mu dan menerangi mu." Varo,kenapa
kamu harus pergi jauh dariku.? Bagaimana dengan hubungan kita? Selalu
itu yang hanya bisa ku tanyakan saat ini Varo.
5 tahun kemudian~
Setelah aku lulus kuliah,aku melanjutkan kerja ke Thailand. Dan
sekarang,aku baru saja pulang dari Thailand. Pulang ke Jakarta,rasanya
rindu sekali dengan kota kelahiran ku ini. Jakarta masih sama seperti
dulu,di mana ada juga masa masa ku bersama sosok yang ku cintai.
"Kok
kamu enggak bilang sih kalo pulang hari ini sayang?" Tanya mama seraya
membantu ku membereskan barang barang yang ku bawa dari Thailand
"Ya enggak papa dong,Ma. Kan aku sekarang udah gede. Udah harus bisa dong mandiri." Jawab ku
"Ya kan,biar mama bisa jemput kamu sayang." Ucap mama
"Enggak papa kok,ma. Tasya tuh sengaja bikin supprisse ke mama." Ucap ku
"Emang deh,kamu paling bisa bikin supprisse!!" Gurau mama
Malamnya aku mengajak mama jalan jalan bersama ku. Aku mengajak mama
belanja ke mall,di sana aku bertemu dengan Carissa teman lama ku.
Carissa mengatakan,bahwa ternyata Varo sudah ada di Jakarta. Dan
katanya,besok ada acara special di rumah Varo. Aku diundang ke sana. Tak
sabar rasanya,sudah lama aku tak bertemu dengan Varo. Betapa rindunya
padanya.
Keesokannya aku datang ke pesta di rumah Varo. Tak
sabar ingin sekali aku melihat wajah Varo saat ini,jujur saja aku masih
sangat mencintainya. Malam itu,Carissa datang bersama ku. Di dalam
pesta,aku melihat Varo. Wajahnya tak pernah berubah selama ini,dia masih
sama seperti dulu. Aku terus memandangnya.
"Sya,itu tuh si Varo. Ganteng yah." Ucap Carissa berbisik padaku
Seketika,Varo melihat ke arahku. Varo langsung menatap mataku. Di
hati ku,aku sempat bertanya "Varo,apakah kamu masih mengingat ku? Apakah
kamu masih menganggap cinta ku selama ini? Jika saja kau tak pergi
waktu itu,mungkin hubungan kita sudah 6 tahun lamanya. Tapi apa
mungkin,perasaan mu masih sama seperti janji janji mu dulu?"
Aku mencoba mendekat ke arahnya. Namun tiba tiba,seorang wanita datang menghampiri Varo dan langsung menggandeng Varo.
"Siapa dia?" Tanya ku dalam hati
"Dear,acaranya udah mau dimulai lho.!" Ujar wanita itu dengan lembutnya
"Ehm,siapa dia?" Tanya wanita itu seketika menoleh ke arah ku"Di..Dia. Dia teman aku waktu kuliah." Jawab Varo
"Teman? Apa kata kata itu tak salah ku dengar?" Gumam ku dalam hati
"Ohh. Hai,kenalin aku Chealsea tunangan Varo." Ujar wanita itu mengajak ku berkenalan
"Apa? Tunangan?" Remuk hati ku mendengar perkataan yang baru saja keluar dari mulut wanita itu
"Tasya." Balas ku dengan tegarnya mencoba tak meneteskan air mata
Saat wanita itu beranjak pergi. Aku kembali bertanya pada Varo
"Tunangan?" Tanya ku
"Iya,Tasya. Dia tunangan aku." Jawab Varo
"O,ohh. Gitu? Selamat deh." Ucap ku dengan tegarnya mencoba untuk tidak menangis di depan Varo
"Maafin aku,Sya." Ucap Varo seraya berlalu meninggalkan ku
Hancur hati ku saat itu. Sosok yang ku cintai kini telah kembali dan
ada tepat di sisi ku. Namun,ketika aku mulai melihat wajahnya dia
menghancurkan hatiku. Varo,kenapa harus seperti ini? Kau anggap apa
hubungan kita selama ini. Kau cinta pertama ku selama ini,aku sangat
mencintai mu. Varo adalah bintang yang selalu menyinari ku selama ini.
Tapi,sekarang bintang itu redup. Kini dia tak lagi menerangi ku,karena
dia semakin jauh dari sisi ku. Haruskah sesakit ini mencintai mu,Varo?
Satu minggu kemudian~
Hari ini aku mampir membeli bunga di toko bunga. Saat hendak melihat
lihat bunga,seketika mata ku melirik ke arah serangkai bunga lili putih
dengan cantiknya terhias di depan mataku. Aku segera menghampiri bunga
itu."Bunga ini? Bunga yang paling special selama aku ulang tahun,dan
selalu diberikan Varo untuk ku.
" Gumam ku dalam hati
Tiba tiba di samping ku,ada sosok yang berdiri seraya memegang setangkai
lili putih di sisi ku. Aku melirik ke arahnya,betapa terkejutnya aku
saat melihat sosok itu. Varo,berdiri di samping ku seraya mencium wangi
bunga lili. Seketika ia menoleh ke arah ku.
"Tasya?" Pekik Varo
"Varo?" Pekik ku
"Ehm,beli bunga juga yah?" Tanya ku
"Iya,Sya. Ini permintaan Chealsea." Jawab Varo
"Tunangan kamu yah. Suka lili juga??" Tanya ku
"Enggak sih. Dia enggak suka sama lili." Jawab Varo
"Lantas? Dia suka bunga apa?" Tanya ku lagi
"Dia suka mawar merah." Jawab Varo
"Lho? Kok kamu malah ambil bunga lili sih?" Tanya ku lagi
"Ehm. Aku..aku cuman pengen aja liat bunga lili putih." Jawab Varo ragu
Padahal aku yakin sekali dengan maksud Varo. Tapi,apa mungkin
keyakinan ku ada benarnya? Varo tak mungkin mengingat masa masa itu. Dia
tak mungkin mengingat bahwa aku sangat menyukai bunga lili putih.
"Ohh. Harusnya kamu kasih bunga yang ini ke Chealsea." Ujar ku seraya memperlihatkan Varo serangkai mawar merah.
"Bagus kan?" tanya ku
"Iya,bagus kok." Jawab Varo
"Yaudah,biar
lebih cantik pake mawar putih juga. Atau enggak tambah bunga anggrek
pasti lebih cantik." Ucap ku"Chealsea alergi sama anggrek." Ucap Varo
"Ehm. Ohh,maaf aku enggak tau." Lanjut ku
Aku kembali mulai akrab dengan Varo,namun tidak seakrab hubungan
kami seperti dulu. Kini aku sadar,Varo akan menjadi milik orang lain.
Varo meminta ku untuk menemaninya mencari perlengkapan menjelang
pernikahannya dengan Chealsea. Varo sangat tau apa yang Chealsea mau dan
apa yang Chealsea tak mau. Begitu perhatiannya Varo,membuat aku sangat
cemburu. Kadang aku berpikir,apa Varo masih mengingat apa yang ku mau
dan apa yang tak ku ingin kan?
Aku dan Varo pergi ke pantai kenangan ku dengannya. Apa mungkin Varo ingat akan janji aku dan dia waktu itu?
"Dulu,aku
punya bintang yang sangat terang. Bintang itu mampu menyinari hidup ku
di mana pun aku berada. Walau,bintang itu hanya menemani ku selama
beberapa jam tapi aku sangat bahagia. Tapi sekarang,bintang itu sudah
redup karena dia hilang dari hidup ku. Aku terus mencari dan menunggu
bintang itu. Hinggah akhirnya aku mencoba mencari bintang lainnya untuk
menerangi malam malam ku kembali,namun aku tak pernah menemukannya. Aku
terus menunggu hinggah bintang itu datang kembali di sisi ku. Tapi
rasanya itu tak mungkin." Ungkap ku
Tiba tiba Varo menatap ku dengan dalamnya. Seketika ia langsung memeluk erat tubuh ku
"Maafkan
aku Tasya,betapa besar dosaku selama ini padamu. Aku meninggalkanmu
saat aku masih sangat mencintai mu. Aku telah membuat mu menunggu
kehadiran ku selama ini. Tapi kenapa aku harus bertemu dengan mu di saat
aku mulai menyakiti hati mu. Tasya,ingin rasanya aku mengulang kembali
masa masa yang indah itu. Tapi kini tak mungkin..." Ungkap Varo. Dan
seketika ia melepaskan pelukannya.
"Karena sebentar lagi,aku akan jadi milik orang lain Tasya." Lanjut Varo
"Varo,aku
sangat mencintai mu. Dan kamu tau,selama ini aku menunggu mu. Lama
sekali,aku terus menunggu kehadiranmu dan kabarmu. Aku terus berharap
kamu datang kembali dan menemani hari hari ku. Aku ingin sekali kamu
menjadi bintang di sisi ku. Varo,memang aku sangat mencintai mu. Tapi
kini aku sadar,kamu akan menjadi milik orang lain. Aku ingin kamu terus
mendekap tubuh ku erat,aku ingin kamu terus memegang tangan ku. Mungkin
aku egois,dan terlalu berharap akan hal itu. Tapi aku tak bisa
membohongi perasaan ku selama ini." Ungkap ku mulai meneteskan air mata.
Varo menghapus air mata ku seraya memegang erat tangan ku. Aku sangat merasa nyaman di sisinya.
"Maafkan aku.Besok adalah pernikahan ku dengan Chealsea. Aku harap kamu bisa datang" Ucapnya seraya berlalu meninggalkan aku
Mungkin aku terlalu berharap masa masa itu hadir kembali. Tapi aku
sangat sadar,itu tak mungkin terulang. Besok Varo menikah dengan
Chealsea. Dan besok,aku memutuskan untuk berangkat mengambil kerja di
New York.
"Kamu yakin sayang? Kan kamu belum lama di Jakarta?
Masa iya sih kamu ninggalin mama lagi?" Tanya mama seraya membantu ku
packing barang barang yang akan ku bawa besok
"Iya ma. Tasya kan udah gede,jadi sekarang aku akan ngebalas semua jasa jasa mama. Aku bakal bikin mama bangga." Jawab ku
"Mama bangga banget sama kamu sayang." Ucap mama
"Tasya,ada yang mau mama cerita tentang Varo." lanjut mama
Aku langsung mendengarkan dengan mantap apa yang ingin mama ceritakan.
"Sebenarnya,waktu
itu mama yang menyuruh Varo menjauh dari kamu. Varo pergi ke Prancis
karena kemauan mama. Varo sangat mencintai kamu sayang. Kini mama
sadar,betapa besar cinta kamu dan Varo. Varo rela pergi demi kamu cuman
karena kemauan mama." Jelas Varo
Aku sempat terdiam mendengar perkataan mama. Entah apa yang harus ku perbuat. Aku tak bisa marah akan semua kenyataan ini.
"Semua
terlambat ma,aku udah enggak bisa lagi mencintai orang yang akan
menjadi milik orang lain ma. Besok Varo menikah dengan Chealsea
tunangannya itu ma. Aku enggak bisa marah sama mama." Ucap ku seraya
meneteskan air mata.
"Maafkan mama sayang." Ucap mama seraya mengelus lembut rambut ku.
Pagi pagi,aku mulai membereskan barang barang ku. Dan sebentar
lagi,Varo pasti menghubungi ku untuk memintaku datang ke pernikahannya.
Dan benar,saat aku sedang di perjanalan menuju bandara Varo menelpon ku.
"Tasya,kamu di mana? Aku pengen ketemu kamu,ada yang ingin aku bicarakan." Ucap Varo
"Maaf,Varo.
Sekarang aku lagi di jalan menuju bandara. Hari ini aku akan berangkat
ke New York. Maaf juga yah,aku tak bisa datang ke pesta kamu. Aku hanya
bisa mengucapkan selamat buat kamu dan Chealsea." Ucap ku
"Tasya tolong kamu jangan pergi dulu. Ada yang ingin aku bicarakan. Penting." Lanjutnya
Aku langsung memutuskan sambungan telpon. Hinggah akhirnya aku tiba di bandara,beberapa saat Varo menelpon ku kembali.
"Tasya,tolong
dong jangan pergi dulu. Ada yang ingin aku bicarakan. Aku sudah
membatalkan pernikahan ku dengan Chealsea. Aku ingin menjelaskan ini
dengan kamu. Tolong kamu temui aku di depan bandara sekarang." Ucap Varo
Aku sangat terkejut dengan perkataan Varo,apa benar ia telah
membatalkan pernikahannya dengan Chealsea? Aku langsung berlari keluar
bandara. Dan tebak? Aku melihat sosok Varo di sebrang jalan dari bandara
seraya memegang setangkai bunga lili dan tersenyum ke arah ku.
"Varo?" Pekik ku
"Tasya. Aku mohon kamu jangan pergi dulu. Aku mau menyampaikan sesuatu padamu." Teriak Varo dari seberang jalan.
"Oke,aku samperin kamu yah." Balas ku
Aku langsung berjalan menghampiri Varo. Namun,tanpa sadar sebuah
mobil melaju ke arah ku. Varo melihat kejadian itu,dia langsung berlari
ke arah ku dan mendorong ku.
"AWAAAAAAAS !!" Teriak Varo seraya mendorong tubuh ku
Aku terjatuh dipinggiran jalan tanpa melihat kejadian apa yang baru
saja ku alami. Sayup sayup aku mendengar teriakkan Varo. Aku langsung
menoleh ke arahnya. Dan apa yang ku lihat? Varo tergeletak di atas aspal
dengan tubuh yang berlumuran darah.
"VAROOO?" Pekik ku segera berlari ke arahnya dan langsung memeluk erat tubuhnya
"Tasya,aku
mutusin untuk batalin pernikahan aku sama Chealsea. Aku mau,kamu...kamu
jadi pasangan hidup ku,Sya. Karena aku sangat mencintaimu.. Bunga lili
kesukaan kamu,aku persembahkan untuk kamu.." Ucap Varo seraya
menyodorkan aku setangkai bunga lili putih yang sudah berlumuran darah.
"Varo,kau tau jawabanku. Aku terus mencintai mu sampai kapan pun dan akan terus mencintai mu." Balas ku
"Tasya,aku
mau kamu terus di sisi ku hinggah nanti ku tutup mata....Aku
mau..ka..kamu..ja..janji s..sama aku..." Ucap Varo tersenyum ke arah
ku,hinggah akhirnya Varo menghembuskan nafas terakhir di pelukanku.
"VAROOOOO!!!!!" Teriak ku
Aku sempat membawa Varo ke rumah sakit dan penuh harapan Varo
sadar kembali. Aku segera menghubungi mama termasuk orang tua Varo. Dan
beberapa saat mereka datang.
"Ma?" Pekik ku langsung memeluk erat tubuh mama
"Kamu yang sabar yah sayang,kita tunggu aja Varo." Ucap mama
Menunggu,aku selalu menunggu kehadiran Varo. Bertahun tahun aku terus
menunggu Varo ada di hadapan ku dan mau menemani ku lagi. Dan
sekarang,Varo di sisi ku dengan keadaan tak bernyawa. Ku peluk erat
tubuhnya berharap ia kembali bangun di pelukanku. Ingin rasanya aku
menemani Varo. Hinggah akhirnya dokter keluar dari ruangan ia memeriksa
keadaan Varo.
"Dokter? Bagaimana keadaan anak saya?" Tanya mama Varo penuh harapan anaknya baik baik saja
"Maafkan kami. Pihak kami sudah berusaha semaksimal mungkin,namun anak ibu tidak dapat tertolong lagi." Jawab sang dokter
"Enggak mungkin,ini enggak mungkin!!!" Ucap ku dalam hati
"Tadi,saya sempat menemukan surat ini jatuh di samping ranjang Varo. Mungkin ini untuk,, Tasya." Lanjut sang dokter
"Saya Tasya dok." Ucap ku
"Ini surat dari Varo." Ucapnya
Saat itu aku tak ingin membaca surat dari Varo,karena aku takut
perasaan sedih ku semakin bertambah.Keesokannya pemakaman Varo,aku
datang dengan berat hati. Tangisan ku tercurah saat jasad Varo telah
dikuburkan tepat di depan ku.
"Varo,kenapa waktu untuk aku dan
kamu begitu sempit? Apa mungkin kita selalu dipisahkan? Aku selalu
menunggu mu,dan berharap kamu kembali untuk ku. Cinta ku pada mu tak
pernah hilang. Aku yakin,kamu juga pasti merasakan hal yang sama dengan
ku." Gumam ku dalam hati
Malamnya,aku dibawakan kotak besar
yang berisi barang barang Varo. Satu persatu aku melihat barang barang
kenangan dari Varo. Ada sebuah buku kecil dan tebal membuat aku tertarik
ingin membacanya. Di halamanpertama,terpampang foto ku dengan manisnya
dihiasi pita pita kecil berwarna warni. Varo menuliskan sesuatu di
bawahnya "Orang terspecial yang telah hadir dalam hidupku dan kelak akan
menjadi ibu dari anak anak ku." Aku terus membuka buku itu,hinggah di
halaman akhir ku lihat Varo melukis wajahku dan ia menuliskan sesuatu
"Permata terindah adalah kamu Tasya. Aku telah kembali bertemu dengan
mu setelah 5 tahun harus perpisah dengan mu. Tapi kedatangan ku kali ini
hanya membuat luka di hati mu. Aku akan menikah dengan orang yang sama
sekali tidak aku cintai selama ini. Karena aku tau,cinta dan perasaan ku
hanya untuk mu dan tak akan pernah ada yang bisa menggantikan posisi
mu. Aku ingin sekali kelak kamu menjadi milik ku. Ingin rasanya ku
kaitkan cincin tercantik di jari manis mu yang sangat cantik. Aku selalu
berharap kelak kau akan menemani ku saat aku tua nanti dan di saat aku
menutup mata. Kadang aku bermimpi,di mana kala ada kamu dan ada aku
berdua bergandengan dengan gaun putih bersih yang indah. Kita berjalan
berpegangan tangan menuju cahaya yang terang ke arah langit. Andaikan
mimpi ku itu kenyataan,rasanya tak ingin ku buka mata dan bangun untuk
melihat tangisan mu yang terlukis karena perbuatan ku. Aku ingin terus
menutup mata dan bermimpi melihat senyummu." Air mata ku kembali menetes
di pipiku. Aku langsung membaca isi surat dari Varo untuk ku
"Tasya,sekarang aku telah memutuskan untuk tidak menikah dengan
Chealsea. Karena aku sadar,cintaku hanya untuk mu. Aku tak ingin kamu
pergi ke New York. Aku mau kau menjadi pendamping ku malam ini di
pernikahan ku. Aku ingin kamu yang ada di samping ku saat aku akan
memasangkan cincin pernikahan kita. Aku harap kamu mau,Tasya. Aku sangat
mencintai mu. Maaf telah membuat mu menunggu selama ini,tapi kini aku
akan menebus kesalahan ku. Aku akan menikahi mu malam ini juga. Aku
harap kamu siap yah,Sya. Kamu harus dandan yang cantik. Tema pernikahan
kita malam ini bertaburan bunga lili putih kesukaan mu. Oya,aku udah
siapin kamu gaun yang cantik untuk kamu pakai malam ini." Tercurah penuh
air mata ku. Saat aku menoleh kembali ke kotak tersebut,terlihat ada
sebuah gaun cantik di dalamnya. Aku langsung merias wajah ku secantik
mungkin,dan langsung ku pakai gaun pemberian Varo untuk ku. Setelah
itu,aku keluar dari kamar ku dan langsung menghampiri mama.
"Tasya?" Pekik mama kaget melihat penampilan ku
"Gimana penampilan aku ma? Cantik kan?" Tanya ku
"Mau kemana kamu? Kamu kok pake gaun pengantin sih?" Tanya mama
"Mama
lupa yah? Hari ini kan aku nikah sama Varo. Kok mama belum siap siap
sih? Ayo buruan,nanti telat ke pestanya. Aku takut Varo malah nunggu
lama,ma." Ucap ku
Mama menatap ku penuh tanda tanya,seketika ia meneteskan air mata dan langsung memeluk ku
"Tasya,Varo udah meninggal sayang.! Varo udah enggak ada lagi di sini!!" Ucap mama
"Mama
bohongkan. Tadi Varo ngirimin gaun ini buat aku,dia juga bilang biar
aku dandan yang cantik untuk pernikahan kita malam ini. Mama lupa yah?
Varo kan udah batalin pernikahannya sama Chealsea ma." Bantah ku
"Tasya
dengerin mama sayang. Varo,udah pergi sayang. Dia udah enggak ada lagi
di dunia ini. Mama mohon kamu jangan seperti ini,Tasya. Varo pasti sedih
dengan keadaan kamu seperti ini." Ucap mama menatap wajah ku
"Mama
bohong. Varo enggak pergi mama. Varo sekarang ada di rumahnya,dia
nunggu aku buat datang kepestanya. Dia udah nyiapin cincin buat
pernikahan aku sama dia. Mama ngaco deh. Atau mama mau misahin aku sama
Varo lagi ?" Bantah ku seraya meneteskan air mata
"TASYA DENGERIN MAMA.!!" Bentak mama
"Varo udah meninggal sayang. Kamu ingat kan kejadian kemarin? Maafin mama sayang,maafin mama." Ucap mama langsung memeluk ku
Aku sadar,kini Varo memang sudah tak ada. Rasa kesedihan ku membuat
aku jadi seperti ini.. Rasanya sia sia selama ini aku terus menunggu mu
Varo. Tapi,cintaku padamu tak akan pernah bisa berubah sampai kapan pun.
Karena kamu adalah cinta pertama dan terakhir bagiku.
"Aku..Aku enggak akan pernah bisa marah sama mama." Ucap ku membalas pelukan mama
~THE END~